Ratusan Buruh di Banjaran Terjerat Hutang Rentenir, Oknum Perusahaan Potong Gaji
Kab. Bandung (PI) – Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, manusia bekerja keras sesuai kemampuan dan kepiawaiannya masing-masing. Walau demikian, terkadang kebutuhan mendesak atau bahkan pengeluaran lebih besar dari pemasukan mendorong untuk melakukan pinjaman, bisa melalui lembaga perbankan, koperasi maupun perorangan. Sumber dana pinjaman yang berasal dari tempat yang salah akan menimbulkan masalah berikutnya.
Diduga banyak karyawan di salah satu perusahaan di Banjaran, Kab. Bandung terjerat hutang yang tidak jelas perhitungannya, bahkan tidak kunjung lunas karena bunga pinjaman yang sangat tinggi menjerat para karyawan perusahaan tersebut.
Berdasarkan informasi yang masuk ke meja redaksi, NY dan IS merupakan calo yang diduga menggulirkan dana pinjaman kepada para karyawan, bekerjasama dengan oknum keuangan melakukan pemotongan gaji karyawan langsung melalui payroll gaji karyawan hingga 100 persen.
Menyikapi hal tersebut, kuasa hukum para karyawan, Deni Drajat, SH mengungkapkan, bahwa para kliennya mengadukan kerugian yang diakibatkan membengkaknya kewajiban dalam membayar hutangnya yang tidak jelas bagaimana sistem penghitungannya.
“Modus operandi dari para calo yang berinisial NY dan IS dalam menggulirkan dananya dengan menahan ATM beserta buku tabungan para nasabahnya, sehingga mereka bisa leluasa memotong gaji karyawan dari ATM dan bahkan ada sebagian karyawan di potong langsung dari pihak keuangan,” tandas Deni.
Kembali Deni menjelaskan, para karyawan yang meminjam uang kepada pihak calo dikenakan bunga yang sangat besar sekali, bahkan terkesan tidak lunas-lunas. Bukan hanya itu pihak oknum keuangan inisial D diduga melakukan pemotongan hingga 100 persen dari gaji karyawan yang memiliki hutang tersebut.
“Kami meminta klarifikasi atas pembiayaan prinsipal yang tidak jelas antara pokok hutang dan kewajiban,” tegasnya.
Hingga kini (Sabtu, 08/02/2020, red) oknum D selaku keuangan perusahaan tersebut sangat sulit dikonfirmasi para awak media dan terkesan tidak kooperatif. (Tim)