Peningkatan Ruas Jalan Lingkar Timur Paket II Argamukti – Sanghiang Terkesan Proyek Siluman
Majalengka (PI) – Pelaksanaan Pengerjaan Peningkatan Jalan Lingkar Timur Argamukti – Sanghiang Paket II selain dikerjakan tidak sesuai dengan spek proyek tersebut terkesan proyek siluman. Untuk mengelabui publik proyek tersebut tidak memasang papan informasi, padahal dalam peraturan kegiatan pekerjaan proyek pemerintah itu diwajibkan untuk memasang papan informasi/plang proyek dari Net LSPE yang diselenggarakan ULP Kabupaten Majalengka terkait Lelang Barang dan Jasa.
Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkar Timur Argamukti – Sanghiang Paket II sebagai pemenang tender adalah PT Haura Karya Nusantara (PT HKN) yang beralamat di lingkungan Sirah Dayeh Cicenang Cigasong Kabupaten Majalengka Jawa Barat, dengan nilai anggaran Rp. 8.158.567.036,28.
Menurut informasi, proyek tersebut tidak dikerjakan oleh pemilik perusahaan tersebut, seolah-olah itu di-Subkan, padahal dalam peraturan barang dan jasa di-Sub-Kontrakan tidak diperbolehkan dalam Peraturan Tipikor.
PT HKN itu katagori perusahaan yang disewakan kepada seseorang mantan pejabat PUTR berinisial O, yang berlangganan selalu mendapatkan paket proyek proyek di dinas pemerintahan Kabupaten Majalengka terutama di Dinas PUTR. O ini sering gonta-ganti bendera atau rental bendera.
Tahun lalu O mendapatkan paket lelang proyek pekerjaan Jalan Haurgeulis Cikidang, metode pekerjaanya hampir sama, dikerjakan tidak sesuai dengan spek dan sudah dilaporkan ke Polda Jabar oleh salah satu LSM.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkar Argamukti – Sanghiang Paket II terkesan asal-asalan dan tidak sesuai spek. Salah satu contoh, Pekerjaan Bronjong yang bermaksud Bronjong untuk menahan longsor sisi badan jalan. Metode Pekerjaan Brojong biasa di ada pengalian minimal satu meter dan rucuk sebagai pancang, untuk menghidari pergeseran dari beban longsoran supaya tidak bergerak. Pasangan Bronjong pun harusnya ada tingkatan kemiringan.
Realisasi di lapangan, dari mulai satuan material dan pelaksanaan pengerjaan itu sudah keluar dari spek. Seperti Kawat Bronjong yang dipakai itu kawat tidak anti karat, kawat yang mudah berkarat. Pasangan batu longgar tidak tersusun dengan benar, kadang penempatan batu belah terlalu kecil, sehinga lolos dari anyaman kawat Bronjong, dalam atauran pembronjongan, ukuran batu 85% ukuran batu harus sama, 15cm sampai 25 cm.
Oknum berinitial O ini termasuk pengusaha yang alergi dengan Wartawan /LSM atau lembaga sosial kontrol. Menurut pengakuan Wartawan datang ke lokasi pelaksanaan pekerjaan, O seolah-olah menghindar, kemungkinan besar tidak dipasang papan informasi proyek/plang proyek itu sengaja untuk mengelabui dari sorotan lembaga sosial kontrol. Supaya tidak di ketahui Nama Penyedia Jasa, Nilai Anggaran.
Pemantauan, monitoring dari beberapa Lembaga Sosial Kontrol terus berjalan, temuan demi temuan yang mengarah ke penyimpangan pelaksanaan pengerjaan terus bejalan. Untuk pembuktian pengambilan foto dokumentasi hasil investigasi dalam melaksanakan tugas sesuai pada fungsinya. *(Tim Investigasi)