Pagar Makam Keluarga Bujuk Kasah Direnovasi
JEMBER (PI) – Untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa para pendahulu atas perjuangan dalam menegakkan syiar agama Islam pada masa itu, Keluarga Besar Bujuk Kasah dan Buyut Sina kembali merenovasi makam keluarga, Jumat (17/9/2021). Makam keluarga besar Bujuk Kasah (Alm) itu berlokasi di Dusun Grujugan, Desa Jatisari, Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember.
Keturunan dari Bujuk Kasah dan Buyut Sina secara gotong-royong guyup rukun merenovasi makam dan memperbaiki pagar makam keluarga tersebut. Keturunan tersebut diantaranya; Ustadz Syafi’I, Anwar, Abdul Wafi, Abdurohman, Basori, Samsul, Siti B Zai, Hj Hotimah, Besia dan Marwati. Sedangkan Buyut Sina mempunyai keturunan 3 orang; Endah, Sakmi dan Akmi.
Bujuk Kasah yang lahir pada tanggal 10 bulan Safar 1891 Masehi dan wafat pada tanggal 10 Safar 1918 Masehi. Semasa hidupnya almarhum sebagai guru ngaji aktif menebar kebaikan ‘Amar Ma’ruf Nahi Mungkar’. Beliau juga dikenal sebagai perintis atau sebagai babad tanah Grujugan.
Sebagai generasi penerus wajib menghargai dengan selalu mendo’akan para pendahulu. Sebagaimana keterangan dari Abu Hurairah RA berkata; Rasulullah SAW bersabda; “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendo’akan kepadanya.” (HR Muslim).
Selain itu, Rasulullah SAW juga menganjur ziarah kubur untuk lebih mengingatkan kepada akhirat. Ziarah kubur merupakan salah satu sunnah atau tradisi yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Beliau benar-benar melaksanakannya sendiri saat masih hidup di dunia. Bahkan Rasulullah mengajari para sahabatnya bagaimana cara berziarah yang benar.
Sebagaimana diterangkan dalam Hadits yang artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Sesungguhnya dahulu aku telah melarang kalian berziarah kubur, maka kini ziarahilah kuburan (karena yang demikian dapat mengingatkan kalian kepada akhirat) (dan dengan menziarahi kubur adalah menambah kebaikan). (Barangsiapa yang berkehendak untuk menziarahinya, maka ziarahilah, dan jangan kalian mengucapkan kata kata yang bathil.)” (HR. Muslim, Abu Dawud, Baihaqi, an-Nasa’i, dan Ahmad).
Kegiatan ziarah Rasulullah SAW ditunjukkan dalam hadits yang diriwayatkan dari istri Rasulullah SAW, Aisyah RA, ia berkata bahwa Rasululullah bersabda yang artinya: “Tak seorang pun yang berziarah ke makam saudaranya dan duduk di dekatnya, kecuali saudaranya itu terhibur (dengan kedatangannya) dan menjawab (salamnya) hingga ia meninggalkan tempatnya.” *(Abdul Wafi)