Politik

Perpisahan Atau Pelepasan Siswa SMPN 1 Caringin, Syarat Dengan Pungli

Bogor-(PI).Sekolah sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM),yang seharusnya bersih dari pungutan/pungli, malah menjadi ladang pungutan dari pihak sekolah   sebagian kini telah beralih fungsi menjadi tempat transaksi jual beli dan pungli seperti di pasar.

Maraknya pungutan di sekolah yang dibebankan pada orangtua murid sudah tidak  menjadi rahasia umum lagi, sepanjang masa studi anaknya. Dari awal masuk sampai akhir sepertinya tidak rela kalau tidak dipungut. Untuk perpisahan  siswa  yang sudah luluspun, pihak sekolah masih sempat-sempatnya memungut dengan alasan untuk biaya sewa gedung atau panggung, seperti yang terjadi Di SMPN 1 Caringin Kab. Bogor.

Untuk perpisahan  siswa  kelas 3 atau kelas 9 yang sudah lulus, pihak sekolah memungut biaya Rp. 100.000,- per siswa, dengan alasan selain untuk biaya pelepasan, juga untuk biaya pendaptaran kolektif masuk SMA Negeri yang berada di wilayah bogor selatan. Adapun jumlah siswa yang mengikuti acara pelepasan di SMPN 1 Caringin sebanyak 333 siswa, bila dikalikan secara matematis terkumpul dana hasil pungutan sebanyak Rp. 33.300.000,- (tiga puluh tiga juta tiga ratus ribu rupiah), dengan rincian jumlah peserta dikali pungutan Rp. 100 ribu per siswa ( 333 X Rp. 100.000,-).

Kebanyakan orangtua tidak memahami pungutan-pungutan tersebut dan cenderung menuruti saja. Bagi orang tua siswa yang bekemampuan ekonomi cukup mungkin tidak akan mempersoalkannya, tetapi bagi keluarga yang kurang mampu, pungutan-pungutan tersebut akan sangat membebani.

Pungutan liar di sekolah akan terus menjalar kalau tidak di tebas habis dan di berikan efek jera oleh pemegang kebijakan. Jumlah siswa yang mencapai ratusan, bahkan mungkin ribuan menjadi ladang basah untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang di lakukan oknum guru di sekolah dengan berbagai macam dalih.

Sugeng sebagai Ketua Panitia pelepasan SMPN 1 Caringin ketika di konfirmasi mengatakan,  memang betul ada iuran dari siswa sebesar Rp.100 rb/siswa. Tapi itupun digunakan untuk kebutuhan biaya pelepasan, seperti sewa panggung dan ngopi-ngopi. Adapaun sebagiannya dipakai biaya transportasi dan akomasi untuk  pendaptaran kolektif siswa ke sekolah lanjutan, baik SMAN maupun SMKN yang berada di wilayah bogor selatan, tuturnya.”(Ade Hanafi)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button