Marshall Chandra : Anti Praktik Politik Identitas, PSI Tak Mengenal Ketokohan
BANDUNG (pelitainvestigasi.com) – Beberapa waktu terakhir sejumlah kader ternama sekaligus elite Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mundur dari partai tersebut. Terbaru adalah Rian Ernest yang mengumumkan mundur dari PSI. Sebelumnya ada Tsamara Amany, Michael Victor Sianipar, Sunny Tanuwidjaja, Azmi Abubakar, dan Surya Tjandra.
Menurut Ketua DPW PSI Jabar, Marshall Chandra keluar masuknya kader partai sudah hal yang biasa dalam berpolitik. Bro Marshall menegaskan, elite yang mundur juga gak terlalu mempengaruhi di daerah.
“Jangankan segelintir orang yang mundur, Ketua DPW yang mundur atau ex wamen out. Ketum partai sekalipun mundur juga partai ini selalu ada penerusnya, karena di PSI gak ada ketokohan, semua sama. Semua punya hak yang sama di PSI,” ujarnya.
Menurutnya, partai ini bukan bergantung sama 1-4 orang. Partai ini dibangun dari rasa memiliki dan idealisme terhadap perjuangan solidaritas bersama.
Bro Marshall menegaskan, seluruh kader dan 27 Ketua DPD yang ada di Jawa Barat tetap solid mendukung langkah DPP. “Kita gak anggap pusing lah dengan sikap segelintir kader yang mundur focus kita menang di 2024,” tegasnya.
Wakil Ketua Dewan Pembina yang juga mantan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie mengaku tak keberatan dengan kader yang memilih untuk keluar. Ia justru mempersilakan para kader untuk keluar jika tak lagi satu prinsip dengan partai. Namun, Grace meminta agar publik mengawasi langkah selanjutnya yang dilakukan para eks kader partainya. Terutama jika mereka justru masuk ke partai yang memiliki rekam jejak politik identitas.
Grace menegaskan, partainya sejak awal menentang praktik politik identitas. Oleh karena itu, dia mengingatkan kader yang tak sejalan dengan prinsip tersebut untuk keluar saja dari parpolnya. *(Elisa Nurasri)