Nasional

Dana BOP PKBM Karya Bhakti Dipakai Kepentingan Pribadi?

Purwakarta (PI) – Pemerintah pusat telah menurunkan dana BOP pendidikan melalui Kemendikbud dari APBN untuk menunjang sektor pendidikan agar siswa/siswi bisa mengikuti pendidikan yang maksimal.

Baik dari pendidikan formal atau non formal semuanya mendapatkan BOP (Biaya Operasional Pendidikan) sesuai jumlah siswa siswi di sekolah.

Akan tetapi yang terjadi di lapangan dana BOP pendidikan justru dijadikan ajang manfaat pribadi oleh oknum Ketua PKBM Karya Bhakti yang tak bertanggungjawab alias dipakai untuk kepentingan pribadi. BOP PKBM digunakan untuk berobat selama sakit stroke di Tahun Anggaran 2023 dan 2024 juga dipakai berobat akibat penyakit stroke.

Seprerti yang terjadi di pendidikan nonformal PKBM Karya Bhakti berlokasi di Desa Pasanggrahan RT. 06/03, Kecamatan Bojong Kab Purwakarta Jawa Barat.
Ketika kami konfirmasi anak siswa yang terdaftar di sekolah PKBM Karya Bhakti siswa mengatakan bahwa dia tidak pernah belajar sama sekali bahkan hanya diiming-imingi ijazah saja.

”Siswa yang hadir untuk mengikuti pertengahan semester dan akhir semester mau Ujian Nasional saja,” tutur siswa.

Dari informasi yang kami dapatkan dari warga sekitar ia mengatakan, untuk kegiatan belajar di PKBM Karya Bhakti hanya tidak lebih dari 20 orang saja yang belajar itu pun kadang-kadang.

Berkaitan dengan jumlah siswa yang tidak sesuai dengan data Dapodik, menurut keterangan warga sesudah kita tunjukan jumlah siswa yang terdaftar di Dapodik, jumlah siswa yang ada di Dapodik; Laki-Laki ada 128 dan jumlah siswa perempuan ada 97.

Kemudian melihat data di Dapodik PKBM Karya Bhakti, siswa laki-laki berjumlah 128 orang, sedangkan untuk siswa perempuan 97 orang jumlah Total 225 orang, yang terdapat di Dapodik.

Tentunya BOP yang dicairkan sangat fantastis, hingga mencapai ratusan juta rupiah, jumlah Pkt B 90 orang dan untuk pkt C 56 Orang jumlah Anggaran Bop Rp.245.000.000 rupiah.

”Siswanya dari mana ko bisa ya, diduga dana BOP tersebut masuk kantong pribadi,” ujar warga sekitar yang mengetahui siswanya tidak sebanyak yang ada di Dapodik.

Supriadi, SPd sebagai Ketua PKBM Karya Bhakti, sempat dikonfirmasi membenarkan bahwa BOP siswa dipakai untuk pengobatan pribadinya.

”Uang BOP saya pakai untuk berobat ke Dokter,” ujarnya.

Hal ini patut dipertanggungjawabkan, Bagaimana SPJ nya dan itu apakah ada di dalam Arkas sedangkan di dalam arkas sudah jelas-jelas tidak boleh disalahgunakan.

Kejadian seperti ini disinyalir akibat lemahnya pengawasan dari Dinas Pendidikan dan Kabid Pendidikan Non Formal tidak melakukan Supervisi ke lapangan. Akhirnya pihak PKBM seenaknya saja menggunakan anggaran sedangkan pembelajaran itu harus ada jangan katanya bagaimana bisa meningkatkan Indeks Pembagunan Manusia (IPM) Kabupaten Purwakarta. (Tim)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button